Dapat kita jumpai sendiri di beberapa sudut kota dan pinggiran jalan kota Mamuju banyak aktifitas orang-orang yg membuat batu permata. Terdengar jelas di telinga suara-suara mesin gurinda untuk memotong-motong bongkahan sebelum dipoles menjadi sebuah cincin batu permata yang cantik.
Telah kita ketahui bersama bahwa "trend" memakai batu permata telah menjamur diberbagai masyarakat yang ada di Indonesia saat ini mulai dari batu chalcedony yang mempunyai banyak berbagai klasifikasi batu. Di antaranya yang banyak diminati dan dijual dipasaran dengan harga yang mahal yaitu batu bacan yang berasal dari wilayah Halmahera.
Tetapi batu permata di atas adalah salah satu batu yang berasal dari luar kota Mamuju. Di sini kita akan bercerita lebih banyak mengenai batu permata yang berasal dari Kabupaten Mamuju provinsi Sulawesi Barat.
Satu hal yang patut kita apresiasi dari menjamurnya batu permata di masyarakat Indonesia, karena banyak pencari batu permata yang berburu atau melakukan ekspedisi ke daerah-daerah yang ditengarai mempunyai kualitas batu yang baik.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari seorang warga Mamuju, mengenai keberadaan bongkahan-bongkahan batu permata yang baik untuk dibuat menjadi batu permata. Pada awal tahun 2012, mulailah dilakukan pencarian bongkahan batu permata ke Kecamatan Tapalang Barat, tepatnya di Desa Ahu, yang dilakukan oleh beberapa orang yang berasal dari kota Mamuju.
Setelah mengumpulkan beberapa bongkahan batu, kemudian bongkahan tersebut di poles menjadi sebuah batu permata yang cantik untuk digunakan. Upaya itu akhirnya membuat beberapa orang mulai banyak meminta untuk dibuatkan batu permata yang berasal dari Desa Ahu tersebut.
Adapun penamaan batu permata ini pertama kali dicetuskan oleh seorang warga Karema Utara yang melakukan pencarian dengan beberapa rekan-rekannya. Awalnya setelah beberapa batu permata dipoles menjadi sebuah permata yang cantik, maka muncullah sebuah ide bahwa baiknya batu tersebut dinamakan Batu Ngalo. Mengingat Ngalo adalah nama sebuah wilayah perairan lokasi penemuan batu tersebut. Dan memang batu tersebut diambil disepanjang pinggiran pantai yang lautnya masih dalam satu wilayah perairan Ngalo.
Dari waktu ke waktu seiring semakin menjamurnya pemakaian batu permata, maka batu Ngalo pun semakin diminati warga mamuju. Bahkan beberapa orang warga dari luar kabupaten Mamuju pun datang ke Desa Ahu untuk mencari bongkahan-bongkahan batu Ngalo.
